Network
ANAMBASTODAY - Anggota Komisi III DPR RI, Adang Daradjatun, menyuarakan kekhawatirannya terkait meningkatnya kasus perceraian di Pengadilan Tinggi Agama di berbagai daerah, termasuk Kalimantan Timur (Kaltim). Menurut Adang, ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah setempat untuk mengambil tindakan pencegahan.
Adang menjelaskan bahwa selama kunjungan kerjanya ke berbagai daerah, terutama pada masa pandemi COVID-19, kasus perceraian semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah masalah ketidaksesuaian dan percekcokan, yang seringkali berkaitan dengan masalah ekonomi.
Sebagai seorang politisi dan anggota DPR, Adang mengingatkan bahwa orang tua perlu memperhatikan kesiapan ekonomi dan kematangan anak-anak mereka sebelum memutuskan untuk menikah. Ia menekankan bahwa jika tren perceraian terus meningkat, ini dapat memicu masalah sosial yang lebih besar di masa depan.
Adang juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam mendidik anak-anak. Keluarga, menurutnya, adalah lingkungan terkecil yang berperan besar dalam menentukan nasib bangsa dan negara. Oleh karena itu, Adang mengajak semua pihak untuk mengambil peran aktif dalam mendidik generasi muda.
Selain itu, Adang berharap bahwa pengadilan agama akan menggunakan pendekatan mediasi dalam menangani kasus perceraian. Mediasi dapat membantu suami dan istri yang mengajukan gugatan cerai untuk menemukan kesepakatan bersama, yang merupakan bagian dari upaya penyelesaian hukum yang lebih adil.
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda, Helminizami, mengakui bahwa perceraian merupakan perkara yang banyak terjadi di wilayah hukumnya. Faktor-faktor utama yang menyebabkan perceraian termasuk pertengkaran dan perselisihan terus menerus, meninggalkan salah satu pihak, dan masalah ekonomi.
