Perpecahan dalam Koalisi Perubahan: Partai Demokrat Mencabut Dukungan untuk Anies Baswedan

- 2 September 2023, 09:58 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. /Antara/Arif Firmansyah/

ANAMBASTODAY - Partai Demokrat merasa "dikhianati" setelah muncul kabar bahwa Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun depan.

 Baca Juga: Anies Baswedan Gandeng Cak Imin: Perubahan Dramatis dalam Dinamika Politik

"Politik memang penuh strategi, penuh siasat dan taktik, caranya banyak," ujar SBY.

Keputusan ini mengejutkan banyak pihak dan memunculkan spekulasi mengenai stabilitas koalisi politik yang selama ini terjalin.

Meskipun kontroversi dan perpecahan, Anies Baswedan meraih dukungan yang signifikan dalam waktu singkat. Namun, apa yang Cak Imin bawa ke dalam dinamika pilpres? Apakah ini akan mengubah kekuatan politik dan elektabilitas Anies Baswedan?

Partai Demokrat secara resmi mencabut dukungan mereka terhadap Anies Baswedan sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024. Langkah ini diambil setelah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh secara tiba-tiba menetapkan Cak Imin sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS.

Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat, Andi Mallarangeng, mengumumkan bahwa Demokrat juga secara otomatis keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Ini menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas koalisi yang tersisa dan bagaimana perubahan ini akan mempengaruhi dinamika politik nasional.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan bahwa mereka tetap mendukung Anies Baswedan sebagai cawapres 2024. Ini menciptakan ketidakpastian mengenai arah dukungan dari koalisi yang semula kompak.

Halaman:

Editor: Ade Irwan Munawar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x