Memanas! Bentrokan Kapal Filipina dan China Coast Guard Terjadi di Laut China Selatan, Ini Kronologinya

- 3 Januari 2024, 12:36 WIB
Memanas! Bentrokan Kapal Filipina dan China Coast Guard Terjadi di Laut China Selatan, Ini Kronologinya. -f/istimewa
Memanas! Bentrokan Kapal Filipina dan China Coast Guard Terjadi di Laut China Selatan, Ini Kronologinya. -f/istimewa /Philippine Coast Guard

ANAMBASTODAY - Laut China Selatan menjadi sumber konflik antara China dan Filipina. Kedua negara saling klaim wilayah di perairan yang kaya sumber daya itu. Baru-baru ini, terjadi beberapa insiden yang memanasakan hubungan kedua negara.

Filipina mengatakan kapal-kapal sipilnya yang membawa pasokan ke Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly diserang oleh kapal penjaga pantai China.

Salah satu kapal Filipina ditabrak dan mesinnya rusak akibat meriam air. Filipina mengecam tindakan China sebagai "ilegal dan agresif".

China membantah tuduhan itu dan mengatakan kapal Filipina yang bersalah karena masuk ke perairannya tanpa izin.

China mengaku hanya menggunakan "tindakan pengendalian" untuk mengusir kapal-kapal Filipina.

Terjadi bentrokan lain antara kapal Filipina dan China di dekat karang yang disengketakan.

Filipina mengatakan kapal China melakukan manuver berbahaya yang mengganggu dan menghalangi kapal Filipina.

China menuduh kapal Filipina sengaja bertabrakan dengan kapal China setelah mengabaikan peringatan keras.

Sementara itu, sebuah konvoi kapal-kapal sipil yang ingin memberikan hadiah Natal dan bahan makanan kepada nelayan dan tentara Filipina di Laut China Selatan membatalkan perjalanan karena diikuti terus-menerus oleh kapal-kapal China.

Penyelenggara konvoi mengatakan mereka merasa tidak aman dan khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Insiden-insiden ini menambah panjang daftar sengketa antara China dan Filipina di Laut China Selatan.

China mengklaim hampir seluruh perairan itu sebagai wilayahnya, tetapi klaim itu ditolak oleh pengadilan internasional pada tahun 2016.

Filipina dan negara-negara lain seperti Taiwan, Malaysia, Vietnam, dan Brunei juga memiliki klaim di sebagian perairan itu.

Sengketa ini juga mempengaruhi hubungan China dengan Amerika Serikat, yang merupakan sekutu Filipina.

Presiden AS Joe Biden telah menyatakan bahwa AS akan membela Filipina jika ada serangan dari China.

Pernyataan itu dibuat setelah dua bentrokan antara kapal-kapal Filipina dan China pada Oktober 2023.

Laut China Selatan memiliki nilai strategis dan ekonomis yang tinggi. Perairan itu merupakan jalur pelayaran internasional yang penting dan memiliki cadangan minyak dan gas yang besar.

Selain itu, perairan itu juga kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya perikanan.***

Editor: Ade Irwan Munawar

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah