Konflik Gaza: Konvoi Bantuan Terbesar Masuk, Namun Kekurangan Masih Menghantui

- 30 Oktober 2023, 14:59 WIB
Bantuan kemanusiaan untuk Warga Jalur Gaza Palestina
Bantuan kemanusiaan untuk Warga Jalur Gaza Palestina /Stringer/Reuters/

ANAMBASTODAY - Dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas, Gaza melihat kedatangan hampir tiga puluh truk bantuan dalam konvoi terbesar yang pernah ada sejak perang dimulai.

Meskipun bantuan ini adalah langkah positif, situasi kemanusiaan yang mencekam masih menghantui wilayah tersebut.

 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perkembangan terkini dalam konflik, peran bantuan internasional, dan dampaknya pada warga Gaza. 

Sejak perang yang dipicu oleh serangan pejuang Hamas pada 7 Oktober, lebih dari 8.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

 

Israel melaporkan lebih dari 1.400 korban jiwa di pihak mereka, sebagian besar adalah warga sipil.

Situasi di Gaza semakin memburuk karena penduduk yang putus asa merusak gudang-gudang untuk mencari makanan dan produk kebersihan dasar.

Organisasi kemanusiaan seperti UNRWA dan UN World Food Program merasa tertekan untuk memenuhi kebutuhan mendesak, sementara Israel telah membatasi aliran bantuan ke wilayah tersebut.

 

Meski demikian, kepala Pengadilan Pidana Internasional, Karim Khan, memanggil Israel untuk menghormati hukum internasional, meskipun tidak secara langsung menuduh mereka melakukan kejahatan perang. 

Di tengah konflik yang semakin memanas, peran internasional dan bantuan kemanusiaan menjadi penting dalam menjaga kehidupan warga Gaza. 

Tantangan kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan

Selain masalah bantuan makanan dan kebersihan yang kurang mencukupi, sebagian besar rumah sakit dan fasilitas kesehatan di wilayah ini berada dalam ancaman serius.

Beberapa rumah sakit di Gaza, seperti Shifa Hospital, yang merupakan rumah sakit terbesar di wilayah tersebut, menjadi sasaran serangan udara Israel.

Israel mengklaim bahwa Hamas menggunakan rumah sakit sebagai pos komando rahasia, meskipun bukti konkret sangat terbatas. Sementara itu, Hamas membantah klaim ini.

 

Upaya untuk mengamankan pembebasan 239 sandera yang diambil oleh para pejuang Hamas selama serangan pada 7 Oktober menjadi faktor peningkatan tekanan domestik pada pemerintahan Israel.

Hamas telah menyatakan kesiapannya untuk melepaskan semua sandera jika Israel membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara mereka.

Namun, Israel menolak tawaran ini, dan situasi tersebut menjadi lebih rumit.

Meskipun Israel berhenti sejenak untuk menyebut tindakan militernya sebagai invasi penuh di Gaza, jumlah korban jiwa di kedua pihak diprediksi akan terus meningkat seiring pertempuran antara pasukan Israel dan militan Palestina yang terjadi di daerah padat penduduk.

Israel menyatakan bahwa mereka menargetkan pejuang Hamas dan infrastruktur mereka, sementara pejuang Hamas beroperasi di antara penduduk sipil, yang mempertaruhkan keselamatan warga Gaza.

 

Selain itu, konflik di Gaza telah merusak infrastruktur sipil, termasuk pembekuan pembangkit listrik tunggal wilayah tersebut.

Rumah sakit berjuang untuk menjaga generator darurat agar dapat mengoperasikan inkubator dan peralatan penyelamat lainnya.

Organisasi kemanusiaan seperti UNRWA juga berjuang untuk menjaga pompa air dan pabrik roti tetap beroperasi.

Sumber air yang semakin berkurang telah mendorong beberapa penduduk Gaza untuk mandi di laut sebagai alternatif.

Namun, konflik di Gaza tidak hanya memengaruhi wilayah tersebut. Kekhawatiran muncul bahwa kekerasan ini dapat menyebar ke seluruh wilayah, terutama dalam bentrokan harian antara Israel dan kelompok militan Hezbollah di perbatasan utara Israel.

 

Seiring dengan itu, Israel melaporkan bahwa pesawat mereka menghantam infrastruktur militer di Suriah setelah roket dari sana jatuh di wilayah Israel.

Dengan ribuan warga sipil yang terluka dan jutaan lainnya yang hidup dalam ketidakpastian, konflik Gaza tetap menjadi isu yang mendesak dan berdampak luas yang memerlukan solusi damai.***

Editor: Ade Irwan Munawar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah