Diduga Rencana Penjajah Israel untuk Membangun Terusan Alternatif Suez dan Menghapus Palestina dari Peta

- 15 November 2023, 00:25 WIB
Foto Satelit Penampakan Terusan Suez yang Macet
Foto Satelit Penampakan Terusan Suez yang Macet /reuters

ANAMBASTODAY - Israel memiliki rencana rahasia untuk membangun terusan alternatif Suez yang akan menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah melalui wilayah Palestina. Rencana ini merupakan salah satu alasan di balik agresi Israel terhadap rakyat Palestina yang berlangsung selama puluhan tahun. Rencana ini juga merupakan contoh dari bagaimana kapitalisme neoliberal yang tak terkendali telah menghancurkan banyak negara dan membunuh jutaan orang, tanpa peduli dengan perdamaian dan keamanan.

 

Bahkan ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa garis biru pada bendera Israel melambangkan sungai Nil dan sungai Eufrat, yang merupakan batas wilayah yang diinginkan oleh gerakan Zionis Israel.

Ustadz Abdul Somad dalam sebuah ceramahanya menyebutkan bahwa bendera Israel itu melambangkan cita-cita negara Zionis. Dua garis horizontal berwarna biru yang berada di atas melambangkan Sungai Nil dan yang di bawah melambangkan Sungai Eufrat.

“Garis biru di atas, Sungai Nil. Garis biru di bawah, Sungai Eufrat. Itu adalah batas kerajaan yang akan mereka dirikan. Sungai Nil di atas, Sungai Eufrat di bawah. Artinya mereka akan menguasai Asia-Afrika. Sungai Nil Afrika Utara, Mesir. Sungai Eufrat Asia, Irak. Mereka akan membuat negara Israel Raya, yang batasnya sungai Nil dan sungai Eufrat,” terang Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad melanjutkan, saat Israel membuka kedutaan besar di Mesir, mereka memilih membuka di luar sungai nil, tidak di wilayah radius sungai Nil karena menganggap itu adalah batas wilayah mereka.

Lebih lanjut Ustadz Abdul Somad menerangkan, dalam pikiran zionis Israel, Mesir dan Irak adalah bagian dari wilayah mereka hanya saja masanya belum tiba. Termasuk negara-negara di antara batas itu yakni Jordania, Palestina, Suriah dan Lebanon serta sebagian Arab Saudi dan Sudan.

 

Apa Itu Terusan Alternatif Suez?

Terusan alternatif Suez adalah proyek yang diusulkan oleh Israel untuk membangun terusan baru yang akan menghubungkan Teluk Aqaba di Laut Merah dengan Laut Tengah, melewati wilayah Palestina. Terusan ini akan dinamai sesuai dengan perdana menteri pertama Israel, yaitu Terusan Ben Gurion.

Terusan ini akan memiliki panjang sekitar 292,9 km, atau hampir sepertiga lebih panjang dari Terusan Suez yang ada, yang memiliki panjang 193,3 km. Terusan ini juga akan memiliki biaya yang sangat besar, antara $16 hingga $55 miliar. Terusan ini akan memberikan Israel akses langsung ke Samudra Hindia dan Asia, tanpa harus bergantung pada Mesir atau negara Arab lainnya. Terusan ini juga akan memberikan Israel keuntungan ekonomi dan strategis yang besar, serta meningkatkan pengaruhnya di kawasan itu.

Terusan ini akan bersaing dengan Terusan Suez yang dimiliki oleh Mesir, yang merupakan salah satu rute perdagangan dan transportasi terpenting di dunia. Terusan Suez menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah, menuju dan dari Samudra Hindia dan menghubungkan Eropa dan Asia. Terusan Suez menghasilkan sekitar $9,4 miliar per tahun untuk Mesir, yang menikmati pendapatan rekor tahun ini. Sekitar 10 persen dari kapal kargo dunia dan 12 persen dari perdagangan dunia melalui terusan ini.

 

Bagaimana Sejarah dan Latar Belakang Proyek Ini?

Proyek terusan alternatif Suez ini memiliki sejarah dan latar belakang yang panjang dan rumit, yang berkaitan dengan konflik dan krisis di Timur Tengah. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diketahui:

- Proyek ini pertama kali diusulkan pada tahun 1960-an oleh seorang insinyur Israel bernama Alexander Schwartz, yang mengajukan ide ini kepada pemerintah Israel sebagai cara untuk meningkatkan perdagangan, pariwisata, dan pertahanan Israel. Ia juga berpendapat bahwa terusan ini akan membantu mengatasi masalah kekurangan air di Israel dengan memanfaatkan air laut yang dialirkan melalui terusan.

- Proyek ini tidak mendapat dukungan yang cukup dari pemerintah Israel saat itu, yang menganggapnya terlalu mahal, berisiko, dan tidak realistis. Proyek ini juga mendapat tentangan dari negara-negara Arab, terutama Mesir, yang khawatir bahwa terusan ini akan mengancam pendapatannya dari Terusan Suez.

- Proyek ini kemudian dilupakan selama beberapa dekade, sampai muncul kembali di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu, yang menjadi perdana menteri Israel untuk keempat kalinya pada tahun 2023. Netanyahu adalah seorang nasionalis garis keras yang ingin memperluas wilayah dan pengaruh Israel di Timur Tengah. Ia juga menghadapi tekanan politik dan publik karena kegagalannya mengantisipasi dan menghentikan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan ratusan warga Israel.

- Netanyahu melihat proyek terusan ini sebagai peluang untuk membalikkan situasi dan memenangkan kembali dukungan rakyatnya. Ia juga melihat proyek ini sebagai cara untuk menghapus keberadaan Palestina dari peta, dengan mengusir atau membunuh jutaan warga Palestina yang hidup di Gaza dan Tepi Barat.

- Netanyahu telah melakukan berbagai upaya untuk menghancurkan Gaza sejak tahun 2006, ketika Hamas memenangkan pemilihan umum di sana. Israel telah memberlakukan blokade ekonomi, politik, dan militer yang parah terhadap Gaza, yang membuat warganya hidup dalam kemiskinan, kelaparan, dan penyakit. Israel juga telah melancarkan beberapa perang dan serangan udara terhadap Gaza, yang menewaskan ribuan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

- Serangan terbaru yang dimulai pada akhir Oktober 2023 adalah yang paling brutal dan kejam yang pernah dilakukan Israel. Israel menggunakan bom-bom canggih dan senjata kimia yang dilarang oleh hukum internasional untuk menghancurkan infrastruktur, fasilitas kesehatan, sekolah, masjid, dan rumah-rumah di Gaza. Israel juga menargetkan media, pekerja kemanusiaan, dan aktivis hak asasi manusia yang mencoba untuk melaporkan dan membantu korban di Gaza.

- Tujuan Israel adalah untuk menghancurkan Gaza secara total, sehingga tidak ada yang tersisa dari warga Palestina di sana. Israel juga ingin membersihkan lahan untuk membangun terusan alternatif Suez, yang akan menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah melalui Gaza. Israel berharap bahwa dengan membangun terusan ini, ia akan mendapatkan keuntungan ekonomi dan strategis yang besar, serta menghapus jejak sejarah dan budaya Palestina.

Apa Dampak dan Reaksi dari Proyek Ini?

Proyek terusan alternatif Suez ini memiliki dampak dan reaksi yang beragam dari berbagai pihak. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

- Mesir: Mesir adalah negara yang paling terkena dampak dari proyek ini, karena terusan ini akan mengurangi pendapatannya dari Terusan Suez, yang merupakan sumber utama pendapatan negara. Terusan Suez menghasilkan sekitar $9,4 miliar per tahun untuk Mesir, yang menikmati pendapatan rekor tahun ini. Jika terusan alternatif Suez dibangun, Mesir akan kehilangan sebagian besar pelanggan dan pendapatannya dari terusan ini. Proyek ini juga akan mengancam stabilitas dan keamanan Mesir, yang berbatasan dengan Gaza dan Israel. Mesir telah mengecam proyek ini dan mengancam akan mengambil tindakan militer jika Israel melanjutkannya.

- Negara-negara Arab lainnya: Negara-negara Arab lainnya, terutama yang tergabung dalam Liga Arab, juga menentang proyek ini, karena proyek ini akan meningkatkan dominasi dan agresi Israel di kawasan itu. Proyek ini juga akan mengkhianati hak dan aspirasi rakyat Palestina, yang merupakan saudara seiman dan sesama Arab. Negara-negara Arab telah mengekspresikan solidaritas dan dukungan mereka terhadap Palestina, dan menyerukan penghentian serangan Israel terhadap Gaza. Beberapa negara Arab, seperti Iran, Suriah, dan Lebanon, juga telah memberikan bantuan militer dan logistik kepada Hamas dan kelompok perlawanan lainnya di Gaza.

- Negara-negara Barat: Negara-negara Barat, terutama AS, Inggris, dan Prancis, telah mendukung proyek ini, karena proyek ini akan memberikan mereka keuntungan ekonomi dan politik. Negara-negara Barat telah berkolaborasi dengan Israel sejak tahun 1950-an untuk merancang dan membangun terusan ini. Negara-negara Barat juga memiliki kepentingan dalam perdagangan dan pasokan minyak, gandum, dan barang-barang lainnya yang melalui terusan ini. Negara-negara Barat telah mengabaikan dan menutup mata terhadap kekejaman dan kejahatan Israel terhadap Palestina, dan bahkan memberikan bantuan militer dan diplomatik kepada Israel. Negara-negara Barat juga telah menggunakan pengaruh dan veto mereka di Dewan Keamanan PBB untuk menghalangi dan menghambat resolusi dan sanksi yang mengutuk Israel.

Rakyat Palestina: Rakyat Palestina adalah korban utama dari proyek ini, karena proyek ini bertujuan untuk menghapus keberadaan dan identitas mereka. Rakyat Palestina telah hidup di bawah pendudukan, penindasan, dan diskriminasi Israel selama lebih dari 70 tahun. Rakyat Palestina telah kehilangan tanah, rumah, hak, dan nyawa mereka karena kebijakan dan tindakan Israel. Rakyat Palestina juga telah menderita akibat blokade, perang, dan serangan Israel yang berulang-ulang, terutama di Gaza. Rakyat Palestina telah menunjukkan ketahanan dan perlawanan yang luar biasa terhadap Israel, dengan menggunakan segala cara yang mereka miliki, termasuk batu, roket, dan protes damai. Rakyat Palestina juga telah mendapatkan simpati dan solidaritas dari banyak orang dan negara di seluruh dunia, yang mengakui hak dan penderitaan mereka.

Proyek terusan alternatif Suez adalah proyek yang sangat kontroversial dan berbahaya, yang akan membawa dampak negatif bagi banyak pihak, terutama rakyat Palestina. Proyek ini adalah bagian dari rencana jahat Israel untuk melakukan genosida terhadap rakyat Palestina, dan menghapus keberadaan dan identitas mereka. Proyek ini juga adalah contoh dari bagaimana kapitalisme neoliberal yang tak terkendali telah menghancurkan banyak negara dan membunuh jutaan orang, tanpa peduli dengan perdamaian dan keamanan.

Video Cuplikan UAS tentang simbol bendera Penjajah Israel

 Berikut Video Lengkap Ceramah UAS di Masjid Bukit Indah, Batam, Minggu, 29 Oktober 2023

 

.***

Editor: Ade Irwan Munawar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah