Insiden-insiden ini menambah panjang daftar sengketa antara China dan Filipina di Laut China Selatan.
China mengklaim hampir seluruh perairan itu sebagai wilayahnya, tetapi klaim itu ditolak oleh pengadilan internasional pada tahun 2016.
Filipina dan negara-negara lain seperti Taiwan, Malaysia, Vietnam, dan Brunei juga memiliki klaim di sebagian perairan itu.
Sengketa ini juga mempengaruhi hubungan China dengan Amerika Serikat, yang merupakan sekutu Filipina.
Presiden AS Joe Biden telah menyatakan bahwa AS akan membela Filipina jika ada serangan dari China.
Pernyataan itu dibuat setelah dua bentrokan antara kapal-kapal Filipina dan China pada Oktober 2023.
Laut China Selatan memiliki nilai strategis dan ekonomis yang tinggi. Perairan itu merupakan jalur pelayaran internasional yang penting dan memiliki cadangan minyak dan gas yang besar.
Selain itu, perairan itu juga kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya perikanan.***