Kekhawatiran ASEAN atas Meningkatnya Ketegangan di Laut China Selatan

- 3 Januari 2024, 13:44 WIB
Personil Penjaga Pantai Filipina melihat melalui teropong saat melakukan misi pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang mendarat di Laut Cina Selatan, 4 Oktober 2023. -f/REUTERS/Adrian Portugal/
Personil Penjaga Pantai Filipina melihat melalui teropong saat melakukan misi pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang mendarat di Laut Cina Selatan, 4 Oktober 2023. -f/REUTERS/Adrian Portugal/ /

ANAMBASTODAY - Menteri luar negeri ASEAN, blok regional Asia Tenggara, pada Sabtu menyatakan kekhawatiran mereka atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan yang dapat mengancam perdamaian regional dan mendesak dialog damai di antara para pihak.

"Kami mengikuti dengan cermat perkembangan terbaru di Laut China Selatan yang dapat merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan ini," kata diplomat-diplomat senior blok itu dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu muncul saat China dan Filipina saling menuduh dalam beberapa bulan terakhir atas serangkaian insiden maritim dan saat Manila menyebutkan perlunya mengubah pendekatannya karena upaya diplomasi berjalan ke arah yang "buruk".

China menggambarkan tuduhan-tuduhan itu sebagai "propaganda palsu semata", dan mengatakan tidak akan membiarkan "provokasi dan pelecehan" berulang-ulang oleh Filipina.

Menteri luar negeri ASEAN juga menegaskan kembali perlunya "menahan diri dalam melakukan aktivitas yang dapat mempersulit atau memperkeruh sengketa".

"Kami mengulangi pentingnya dialog damai yang berkontribusi secara konstruktif untuk meningkatkan stabilitas dan kerja sama regional di bidang maritim."

ASEAN dan China telah bekerja menuju pembuatan kode etik di Laut China Selatan, sebuah rencana yang dimulai sejak 2002. Namun, kemajuan telah lambat meskipun ada komitmen dari semua pihak untuk mempercepat prosesnya.

Pembicaraan tentang komponen-komponen kode etik belum dimulai di tengah kekhawatiran atas kemauan China untuk berkomitmen pada seperangkat aturan yang mengikat dan sesuai dengan hukum internasional.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan melalui "garis sembilan titik" yang melingkar sejauh 1.500 km (900 mil) ke selatan daratan utamanya, memotong zona ekonomi eksklusif Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

China pada Jumat menunjuk mantan kepala angkatan laut Dong Jun sebagai menteri pertahanan baru. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil komandan dalam sebuah komando yang beroperasi di Laut China Selatan.***

Editor: Ade Irwan Munawar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x