Gunung Marapi dan Gunung Merapi: Dua Gunung Api Aktif dengan Karakteristik Berbeda

- 5 Desember 2023, 08:09 WIB
Gunung Marapi dan Gunung Merapi: Dua Gunung Api Aktif dengan Karakteristik Berbeda. -f/istimewa
Gunung Marapi dan Gunung Merapi: Dua Gunung Api Aktif dengan Karakteristik Berbeda. -f/istimewa /Anambas Today /

ANAMBASTODAY - Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak gunung api aktif, yang tersebar di berbagai pulau. Dua di antaranya adalah Gunung Marapi di Sumatera Barat dan Gunung Merapi di Jawa Tengah.

Meskipun memiliki nama yang mirip, kedua gunung api ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dari segi bentuk, sejarah, maupun aktivitas vulkaniknya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara Gunung Marapi dan Gunung Merapi yang perlu Anda ketahui.

 

Bentuk Gunung Api

Gunung Marapi merupakan gunung api kompleks, yang terdiri dari beberapa kawah dan kerucut yang saling tumpang tindih. Gunung ini memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut, dan termasuk dalam kategori gunung api strato, yang terbentuk dari erupsi yang berselang-seling antara efusif dan eksplosif.

Gunung Marapi memiliki lereng yang curam dan berlapis-lapis, serta kawah utama yang berdiameter sekitar 1,4 kilometer.

Gunung Merapi merupakan gunung api kerucut, yang terbentuk dari erupsi yang dominan eksplosif. Gunung ini memiliki ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut, dan juga termasuk dalam kategori gunung api strato, namun dengan tingkat kekentalan magma yang lebih tinggi. 

Gunung Merapi memiliki lereng yang landai di bagian bawah, namun semakin curam di bagian atas, serta kawah utama yang berdiameter sekitar 250 meter.

Sejarah Erupsi

Gunung Marapi memiliki catatan sejarah erupsi yang cukup panjang, sejak abad ke-18. Gunung ini telah meletus sebanyak 56 kali, dengan tingkat kekerasan yang bervariasi, mulai dari VEI 1 hingga VEI 4.

Erupsi terbesar yang pernah terjadi adalah pada tahun 1830, yang menyebabkan awan panas dan hujan abu yang mencapai jarak 100 kilometer dari puncak. Erupsi terakhir yang terjadi adalah pada tahun 2023, yang menyebabkan 75 pendaki terjebak dan 11 di antaranya meninggal dunia.

Halaman:

Editor: Ade Irwan Munawar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah