Network
ANAMBASTODAY - Medan Zoo, kebun binatang milik Pemkot Medan, mengalami krisis finansial dan kesehatan satwa. Tahun lalu, tiga ekor harimau mati dalam kurun waktu dua bulan. Hal ini menimbulkan kritik dari anggota DPRD Kota Medan.
Dilansir Kantor Berita Antara, Mulia Syahputra Nasution, anggota Komisi III DPRD Kota Medan, meminta Pemkot Medan lebih serius dalam membenahi Medan Zoo. Ia mengatakan kematian tiga harimau tersebut menunjukkan buruknya pengelolaan kebun binatang oleh PUD Pembangunan, BUMD yang ditunjuk oleh Pemkot Medan.
"Dua harimau Sumatera, Erha dan Nurhaliza, mati pada November dan Desember 2023. Satu harimau Benggala, Avatar, juga mati pada Desember 2023. Ini sangat miris dan harus segera ditangani," ujar Mulia dikutip dari Antara.
Menurut Mulia, Medan Zoo memiliki potensi besar sebagai tempat wisata dan konservasi satwa. Medan Zoo memiliki 255 ekor satwa dari 76 jenis yang tersebar di lahan 10 hektare. Namun, kondisi kandang, pakan, dan kesehatan satwa masih sangat memprihatinkan.
"Medan Zoo harus menjadi prioritas Pemkot Medan. Saya minta dewan pengawas PUD Pembangunan segera evaluasi kinerja direksi. Meski belum ada dirut definitif, tiga direksi lain harus bertanggung jawab," tegas Mulia.
Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengakui bahwa Medan Zoo mengalami krisis finansial. Ia mengatakan PUD Pembangunan belum mampu membayar gaji pegawai dan utang pakan hewan.
"PUD Pembangunan harus segera mengambil tindakan. Saya minta mereka melunasi gaji pegawai dan utang pakan hewan. Medan Zoo ini penting untuk satwa dan pegawai di sana," kata Bobby.
Bobby juga mengatakan bahwa PUD Pembangunan memiliki beberapa unit usaha lain, namun hanya satu yang menghasilkan keuntungan. Ia berharap PUD Pembangunan bisa meningkatkan kinerja dan efisiensi agar Medan Zoo bisa berkembang.***
