Dalam Satu Hari, Serangan Udara Israel Tewaskan Ratusan Warga Gaza

- 9 Oktober 2023, 12:22 WIB
Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, 8 Oktober 2023. / Ibraheem Abu Mustafa/Reuters
Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, 8 Oktober 2023. / Ibraheem Abu Mustafa/Reuters /

ANAMBASTODAY - Serangan Israel ke Jalur Gaza menjadi serangan paling mematikan dalam 15 tahun terakhir. Menurut pejabat Palestina, setidaknya dalan waktu 24 jam terdapat 300 lebih warga Palestina yang menjadi korban.

 

Serangan Israel pada hari Sabtu, 7 Oktober di Khan Younis, Jalur Gaza Selatan menewaskan sedikitnya 10 orang dalam serangan yang menghancurkan empat rumah, termasuk bayi kembar berusia tiga bulan dan ibunya serta ketiga saudarinya.

Juru bicara utama militer Israel menyebut serangan yang dilakukan oleh pejuang Hamas, yang menewaskan sedikitnya 700 warga Israel dan menculik puluhan orang, sebagai "pembantaian warga sipil tak berdosa yang terburuk dalam sejarah Israel" sehingga tanggapan yang diberikan juga keras.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan 370 warga Palestina tewas dan 2.200 lainnya terluka, 300 orang diantaranya tewas pada Sabtu, ini merupakan jumlah terbesar tewasnya warga Palestina di Gaza akibat serangan Israel dalam satu hari sejak tahun 2008.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji akan melakukan "pembalasan besar atas serangan pejuang Hamas".

Serangan udara Israel di Jalur Gaza berlanjut sepanjang malam hingga Minggu, menghancurkan kantor dan kamp pelatihan kelompok tersebut, serta rumah dan bangunan lainnya.

Militer Israel, yang sering menuduh Hamas sengaja beroperasi di perumahan dan bangunan sipil lainnya, menolak berkomentar.

Dilansir Reuters, Tentara Israel mengatakan jet tempurnya telah menghancurkan 800 sasaran militan di Jalur Gaza. Salama Marouf, kepala kantor media pemerintah Hamas, menolak pernyataan ini sebagai "kedok untuk membenarkan agresi pendudukan terhadap warga sipil dan properti warga."

Halaman:

Editor: Ade Irwan Munawar

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x