ANAMBASTODAY - Pada Jumat, 27 Oktober, situasi di Kota Gaza semakin memanas. Militer Israel telah mengintensifkan serangan pengeboman yang berlangsung selama berjam-jam. Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, mengonfirmasi bahwa Israel telah memperluas operasi daratnya di Jalur Gaza, meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai urusan operasional.
Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, juga melaporkan bahwa mereka menghadapi serangan darat dari militer Israel di bagian utara Jalur Gaza. Mereka menyebutnya sebagai "pertempuran dengan kekerasan" di daerah Beit Hanoun, Gaza utara, dan Bureij, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut mengenai bentuk bentrokan yang terjadi.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah melakukan "serangan yang ditargetkan" terhadap sejumlah infrastruktur dan pos peluncuran rudal anti-tank di Gaza utara.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengonfirmasi bahwa Israel sedang mempersiapkan invasi darat ke Gaza, tetapi tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai kapan serangan darat tersebut akan dilakukan.
Sementara itu, dilansir Reuters seorang warga Palestina di Khan Younis, di Gaza bagian selatan, melaporkan situasi yang sangat sulit. Dia menyatakan bahwa wilayah selatan Jalur Gaza tidak aman, dengan banyak insiden pembantaian yang melibatkan anak-anak, remaja, dan bayi. Bangunan dan pohon-pohon pun rusak. Semua tragedi ini terjadi di bagian selatan Jalur Gaza.
Baca Juga: Reformasi Birokrasi Tematik: Strategi Sukses Melawan Kemiskinan dan Stunting di Sumatra Barat
Situasi konflik di Gaza telah menciptakan ketidakpastian dan penderitaan bagi penduduk setempat. Kami akan terus memantau perkembangan situasi ini dan memberikan informasi lebih lanjut sejalan dengan berita terbaru.***